Kamis, 05 November 2015

Quiz Pemetaan ke 5
NAMA : NOPIA SANTRI SITUMEANG
NPM  : E1I013030
GARIS BUJUR, GARIS LINTANG SERTA PROYEKSI PETA


Garis Bujur

Garis Bujur adalah garis maya yang ditarik dari kutub utara hingga ke kutub selatan atau sebaliknya. Garis ini membujur dan membagi bola bumi menjadi 2 bagian, yaitu bagian barat dan timur. Garis tersebut menghubungkan ke-2 kutub dan melewati kota Greenwich, Inggris. Jadi, garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwichdisebut Bujur Barat dan garis yang berada di sebelah timur Greenwich disebutBujur Timur. Jarak kedua garis bujur itu dari Greenwich hingga pada batas 180º.
Pada jarak itu, Bujur Barat dan Bujur Timur kembali bertemu. Garis bujur inilah yang pada perkembangannya dijadikan sebagai patokan dalam menentukan waktu di berbagai belahan dunia. Sehingga sering kali pada setiap kapal terdapat 2 jam yang digunakan. Jam yang menunjukkan waktu berdasarkan waktu di kota Greenwich dan jam yang menunjukkan waktu lokal atau berdasarkan Matahari. Pengukuran garis bujur dalam derajat, menit dan detik, misalnya 5o10’ 30” B.
Garis bujur menggambarkan lokasi sebuah tempat di timur atau barat Bumi dari sebuah garis utara-selatan yang disebut Meridian Utama. Berbeda dengan garis lintang yang memiliki ekuator sebagai posisi awal alami, maka tidak ada posisi awal alami untuk garis bujur. Oleh karena itu, sebuah dasar meridian harus dipilih, yaitu dengan mengadopsi meridian Greenwich sebagai Meridian utama universalatau titik nol bujur.
Jadi, garis bujur dimanfaatkan sebagai dasar dalam menentukan perbedaan waktu di seluruh dunia. Setiap jarak 15° ke arah Bujur Barat maupun ke arah Bujur Timur menunjukkan selisih waktu 1 jam (60 menit). Hal ini didasarkan atas perhitungan bahwa dalam sehari semalam (selama 24 jam) Matahari mengelilingi Bumi sebesar 360° (di mana 360°/24 jam = 15°).
Garis Lintang
Garis lintang merupakan garis khayal vertikal yang digunakan untuk menentukan suatu lokasi di permukaan bumi dan berkedudukan paralel terhadap garis khatulistiwa atau garis lintang 0°. Bagian di sebelah atas (utara) dari garis khatulistiwa disebut garis Lintang Utara (LU) dan di sebelah bawah (selatan) dari garis khatulistiwa disebut garis Lintang Selatan (LS). Pengukurannya dalam derajat, menit dan detik serta ditulis dalam singkatan, misalnya 55o 53’ 10” U.
Garis Lintang menandakan perbedaan zona iklim di bumi. Daerah diantara garis Khatulistiwa yang diapit oleh garis CANCER dan garis CAPRICORN, yaitu antara 23,27°LU – 23,27°LS disebut daerah tropis, karena di sanalah sepanjang waktu matahari bersinar pada siang hari, di daerah ini hanya memiliki 2 musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Sementara daerah antara 23,27°LU dan 66,33°LU serta antara 23,27°LS dan 66,33°LS disebut daerah subtropis, dimana di daerah tersebut memiliki 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Jadi, garis lintang bermanfaat untuk menentukan perbedaan iklim atau pergantian musim.
*****
Kombinasi antara garis lintang dan garis bujur ini berguna untuk menentukan letak absolut suatu tempat, daerah, atau objek geografi tertentu. Garis Lintang menandakan sumbu x, dan garis bujur menandakan sumbu y dalam sistem koordinat cartesian. Sebagai contoh kota Sabang di pulau We berada pada koordinat 6°LU dan 95°BT, dan kota Merauke di Papua memiliki koordinat 11°LS dan 141°BT.

PROYEKSI PETA
Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta.
Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bidang lengkung ke bentuk bidang datar, dengan persyaratan bentuk yang diubah itu harus tetap, luas permukaan yang diubah harus tetap dan jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap.
Dalam pembuatan peta apabila kita ingin menggambarkan perubahan benda yang berukuran tiga dimensi ke benda yang berukuran dua dimensi, benda itu harus diproyeksikan ke bidang datar. Teknik proyeksi ini juga berlaku untuk memindahkan letak titik-titik pada permukaan bumi ke bidang datar yang dinamakan Proyeksi Peta.

Secara khusus pengertian dari proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem paralel (garis lintang) dan meridian (garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta.Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka proses pemindahan harus memperhatikan syarat-syarat di bawah ini:
a.       Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap),persis seperti pada gambar peta di globe bumi.
b.       Luas permukaan yang diubah harus tetap.
c.       Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap.
Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi.
Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat dari kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.


Macam-macam Proyeksi peta

A. Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan
a. Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala.
b. Proyeksi Konform artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan bentuk aslinya.
c. Proyeksi Ekuidistan artinya jarak-jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi setelah dikalikan skala.
B. Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris
a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi.
b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi
c. Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial.

C. Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan

a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal)

 Proyeksi zenithal adalah proyeksi peta yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik.
Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi.
Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal:
• Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub.
• Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub.
• Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama.
• Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran.



Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:

Ø Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
Ø Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
Ø Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator.
b. Proyeksi Kerucut (Conical Projection)
 
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garisgaris meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari.

Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
• Proyeksi kerucut normal atau standar
Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel Standar).
• Proyeksi Kerucut Transversal
Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.
• Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.
c. Proyeksi Silinder atau Tabung
 
Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi.
Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.
Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
• Dapat menggambarkan daerah yang luas.
• Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
• Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
• Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.

Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah
kutub terjadi pemekaran garis lintang.
Proyeksi Azimuthal, proyeksi kerucut (conical) dan proyeksi silinder (cylindrical) termasuk kelompok proyeksi murni. Penggunaan jenis proyeksi-proyeksi murni ini sangat terbatas.

D. Proyeksi Gubahan (Proyeksi Arbitrary)

Proyeksi-proyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang kita jumpai sehari-hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara perhitungan.
Contoh-contoh proyeksi gubahan antara lain:

a) Proyeksi Bonne (Equal Area) Sifat-sifatnya sama luas. Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
b) Proyeksi Sinusoidal

Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
c) Proyeksi Mercator

Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.
Sifat-sifat proyeksi Mercator yaitu:

• Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub.

• Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut skala.

• Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak makin membesar.

• Proyeksinya adalah konform.

• Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.

d) Proyeksi Mollweide

Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.

e) Proyeksi Gall

Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang mendekati kutub.
f) Proyeksi Homolografik (Goode)

Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang terjadi pada proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran

Macam-macam Proyeksi Peta itu akan digunakan sesuai dengan kebutuhan keadaan dan proyeksi yang paling tepat digunakan,Misalny pada:

1) Seluruh Dunia

• Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub

• Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai Mollweide

• Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall

• Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator

2. Daerah Kutub

• Proyeksi Lambert

• Proyeksi Zenithal sama jarak

3. Daerah Belahan Bumi Selatan

• Sinusoidal

• Lambert

• Bonne

4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak jauh dari Khatulistiwa

• Pilih satu dari jenis proyeksi kerucut.

• Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai




REFERENSI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar