Indonesia memiliki sumber daya hayati, non hayati dan jasa-jasa
lingkungan di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang sangat besar.
Hal ini ditunjukkan oleh kondisi bahwa Indonesia memiliki perairan
teritorial seluas 3,1 juta km2 , Zona Ekonomi Ekslusif 2,7 km2 , garis pantai
sepanjang 95.181 km, memiliki 17.480 pulau dan terdapat 297
kabupaten/kota yang memiliki wilayah pesisir dari 495 kabupaten/kota yang ada
di negara ini.
Dari
sudut perikanan saja, potensi lestari sumber daya ikan yang terdapat di laut
kita adalah 6,4 juta ton per tahun. Jika dikelompokkan berdasarkan jenis
ikannya, maka potensi sumber daya ikan tersebut seperti berikut ini : ikan
pelagis besar (ikan tuna) 1,16 juta ton; ikan pelagis kecil (seperti ikan
kembung) 3,6 juta ton; ikan demersal (ikan yang hidup di dasar perairan) 1,36
juta ton; udang penaeid 0,094 juta ton; lobster 0,004 juta ton; cumi-cumi 0,028
juta ton; dan ikan karang konsumsi sebesar 0,14 juta ton.
Di
dalam kawasan pesisir terdapat berbagai bentuk tipe ekosistem, seperti terumbu
karang, hutan mangrove, padang lamun, pantai berpasir dan berbatu dan
lain-lain. Interaksi antara kehidupan biotik dan komponen abiotik
membentuk suatu ekosistem unik yang dapat memberikan dukungan terhadap
keberlanjutan suatu kehidupan. Dari kondisi tersebut terlihat bahwa betapa
pentingnya sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil bagi pembangunan
sehingga tidak mengherankan apabila kawasan tersebut merupakan lokasi utama
beberapa sektor pembangunan, antara lain yaitu : (i). perikanan tangkap maupun
budidaya; (ii). pariwisata bahari; (iii). pertambangan; (iv).
perhubungan; dan (v). konservasi.
NAH, pada mata
kuliah Perencanaan Wilayah Pesisir dan terpadu kemarin saya diberikan
tugas yaitu..
“Jika saya ditunjuk
menjadi seorang menager pengelola Pantai Panjang, What Should I do?”
Hal- hal yang akan saya lakukan agar terbentuk perencanaan wilayah pantai
Panjang yang terpadu dan berkelanjutan.
1.
Pariwisata Bahari
Wisata bahari ini adalah
sebuah kegiatan wisata yang berkaitan dengan laut, pantai dan danau.Ekosistem
laut yang ditawarkan sebagai daya tarik wisata, saat ini telah dikemas berbagai
event yang diselenggarakan di laut, pantai dan wilayah sekitarnya. Antara lain
:
·
Olah raga air, acara yang didukung oleh
peralatan modern seperti speedboat, Diving, Snorkling, berselancar dll.
·
Tradisional, acara yang diselenggarakan
yang didasarkan pada adat dan budaya masyarakat setempat misalnya pesta nelayan
yaitu suatu ritual sebagai bentuk syukur atas berlimpahnya hasil tangkapan
ikan.
·
Ekonomi Edukatif, bisa berupa kunjungan
ke tempat pelelangan ikan, melihat proses penarikan jaring dari laut oleh
nelayan
·
Kuliner, sebagai suatu tempat yang khas,
laut tentu saja menyajikan makanan yang bertemakan olahan hasil laut segar hal
ini merupakan salah satu daya tarik wisata bahari
·
Ekowisata Bahari, menyajikan ekosistem
alam khas laut berupa hutan mangrove, taman laut serta fauna baik fauna dilaut
maupun sekitar pantai.
2. Konservasi
konservasi
ekosistem laut merupakan upaya untuk melindungi dan mengembangkan potensi
ekosistem yang ada di laut dan factor-faktor yang mempengaruhinya sehingga
tercipta kelestarian ekosistem.
Pantai
merupakan ekosistem yang terletak antar garis air surut terendah dengan air
pasang tertinggi. Ekosistem ini berkisar dari daerah rendah yang substratnya
berbatu dan berkerikil (yang mengandung flora dan fauna dalam jumlah terbatas)
hingga daerah berpasir aktif (dimana populasi bakteri, protozoa, dan metozoa
ditemukan) serta daerah yang bersubstrat liat dan lumpur (dimana ditemukan
sejumlah besar komunitas binatang yang jarang muncul ke permukaan).
Banyak
diantara pantai-pantai di Indonesia yang mengalami abrasi, mulai dari yang
tingkat abrasinya rendah, sedang, sampai yang tingkat abrasinya parah/tinggi.
Dalam upaya mengatasi abrasi ini sudah saatnya bagi kita untuk memikirkan
cara-cara dan melakukan tindakan yang berwawasan konservasi, tidak lagi hanya
dengan melakukan upaya yang sifatnya sementara saja. Pencegahan ataupun
penanggulangan abrasi dengan berwawasan konservasi ini tentunya akan memberikan
berbagai keuntungan bagi lingkungan (alam) yang akan membawa banyak imbas
positif dalam kehidupan manusia. Salah satu cara mencegah ataupun mengatasi
abrasi yaitu dengan cara penanaman bakau. Sebenarnya telah banyak orang yang
mengetahui fungsi dan kegunaan hutan bakau bagi lingkungan. Namun dalam
prakteknya di lapangan, masih banyak pula yang belum memanfaatkan hutan bakau
sebagai sarana untuk mencegah atau mengatasi abrasi.
Yang
sering terlihat, dalam usaha mengatasi abrasi di daerah pantai, pemerintah di
beberapa daerah melakukan kebijakan pencegahan abrasi dengan membangun pemecah
gelombang buatan di sekitar pantai dengan maksud untuk mengurangi abrasi yang
terjadi tanpa dibarengi dengan usaha konservasi ekosistem pantai (seperti
penanaman bakau dan/atau konservasi terumbu karang). Akibatnya dalam beberapa
tahun kemudian abrasi kembali terjadi karena pemecah gelombang buatan tersebut
tidak mampu terus-menerus menahan terjangan gelombang laut. Namun payahnya,
seringkali pengalaman tersebut tidak dijadikan pelajaran dalam menetapkan
kebijakan selanjutnya dalam upaya mencegah ataupun mengatasi abrasi. Yang
sering terjadi di lapangan, ketika pemecah gelombang telah rusak, lagi-lagi
pemerintah setempat membangun pemecah geombang buatan dan lagi-lagi tanpa
dibarengi dengan penanaman bakau atau konservasi terumbu karang yang rusak. Hal
tersebut seakan-akan menjadi suatu rutinitas yang bila difikir lebih jauh,
tetunya hal tersebut akan berimbas terhadap dana yang harus dikeluarkan daerah
setempat.
Seandainya,
dalam mengatasi abrasi tersebut kebijakan yang diambil pemerintah yaitu dengan
membangun pemecah gelombang buatan (pada awal usaha mengatasi abrasi atau jika
kondisi abrasi benar-benar parah dan diperlukan tindakan super cepat) dengan
dibarengi penanaman bakau di sekitar daerah yang terkena abrasi atau bahkan
bila memungkinkan dibarengi pula dengan konservasi terumbu karang, tentunya
pemerintah setempat tidak perlu secara berkala terus menerus membangun pemecah
gelombang yang menghabiskan dana yang tidak sedikit. Hal ini dikarenakan dalam
beberapa tahun sejak penanaman, tanaman-tanaman bakau tersebut sudah cukup
untuk mengatasi atau mengurangi abrasi yang terjadi.
3. Jalur
Pelayaran/Transportasi Laut
Jalur
pelayaran merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan Pantai Panjang
menjadi terpadu. Karena dapat meningkatkan jumlah domestik lokal dan luar kota
maupun wisatawan asing untuk berkunjung ke Pantai tersebut.
4. Usaha
perikanan dan Perikanan dan Industri Perikanan
Pengembangan
budidaya laut dan pantai dilakukan dengan menggunakan strategi yang
tidak hanya sekedar memecahkan keempat permasalahan yang telah dikemukakan
diatas, tetapi juga mampu menimbulkan peluang dan insentif bagi
pembangunan yang sedang dilakukan, terutama untuk mengatasi berbagai
permasalahan nasional yang sedang dihadapi Bangsa Indonesia dewasa ini, seperti
masalah devisa dan ketenagakerjaan.
Strategi yang
dapat ditempuh untuk mencapai maksud diatas meliputi berbagai cara dan pendekatan,
baik yang mencakup perubahan struktur budidaya laut dan pantai, pengelolaan
pasar secara lebih baik, perbaikan kelembagaan dan pemanfaatan teknologi
budidaya yang tepat guna sesuai dengan kebutuhan petani maupun yang terkait
dengan strategi pemberdayaan potensi perikanan budidaya secara kesuluruhan
dalam kerangka optimaslisasi pengembangan perikanan budidaya laut dan pantai.
5.
Penelitian
dan Pengembangan
Dapat
digunakan sebagai pusat penelitian dan referensi untuk para peneliti yang
membutuhkan data seputar Pantai Panjang.
Terimakasih :)
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar