Jumat, 27 November 2015

PERENCANAAN PESISIR PANTAI PANJANG BENGKULU

Indonesia memiliki sumber daya hayati, non hayati dan jasa-jasa lingkungan di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang sangat besar.  Hal ini ditunjukkan oleh kondisi bahwa Indonesia memiliki perairan teritorial seluas 3,1 juta km2 , Zona Ekonomi Ekslusif 2,7 km2 , garis pantai sepanjang 95.181 km, memiliki  17.480 pulau dan terdapat 297 kabupaten/kota yang memiliki wilayah pesisir dari 495 kabupaten/kota yang ada di negara ini.
          Dari sudut perikanan saja, potensi lestari sumber daya ikan yang terdapat di laut kita adalah 6,4 juta ton per tahun.  Jika dikelompokkan berdasarkan jenis ikannya, maka potensi sumber daya ikan tersebut seperti berikut ini : ikan pelagis besar (ikan tuna) 1,16 juta ton; ikan pelagis kecil (seperti ikan kembung) 3,6 juta ton; ikan demersal (ikan yang hidup di dasar perairan) 1,36 juta ton; udang penaeid 0,094 juta ton; lobster 0,004 juta ton; cumi-cumi 0,028 juta ton; dan ikan karang konsumsi sebesar 0,14 juta ton.
          Di dalam kawasan pesisir terdapat berbagai bentuk tipe ekosistem, seperti terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun, pantai berpasir dan berbatu dan lain-lain. Interaksi antara kehidupan biotik  dan komponen abiotik membentuk suatu ekosistem unik yang dapat memberikan dukungan terhadap keberlanjutan suatu kehidupan. Dari kondisi tersebut terlihat bahwa betapa pentingnya sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil bagi pembangunan sehingga tidak mengherankan apabila kawasan tersebut merupakan lokasi utama beberapa sektor pembangunan, antara lain yaitu : (i). perikanan tangkap maupun budidaya; (ii). pariwisata  bahari; (iii). pertambangan; (iv). perhubungan; dan (v). konservasi.
            NAH, pada mata kuliah Perencanaan Wilayah Pesisir dan terpadu kemarin saya diberikan tugas  yaitu..
“Jika saya ditunjuk menjadi seorang menager pengelola Pantai Panjang, What Should I do?”
http://t1.gstatic.com/
 


           





Hal- hal yang akan saya lakukan  agar terbentuk perencanaan wilayah pantai Panjang yang terpadu dan berkelanjutan.
1.        Pariwisata Bahari
Wisata bahari ini adalah sebuah kegiatan wisata yang berkaitan dengan laut, pantai dan danau.Ekosistem laut yang ditawarkan sebagai daya tarik wisata, saat ini telah dikemas berbagai event yang diselenggarakan di laut, pantai dan wilayah sekitarnya. Antara lain :
·       Olah raga air, acara yang didukung oleh peralatan modern seperti speedboat, Diving, Snorkling, berselancar dll.
·       Tradisional, acara yang diselenggarakan yang didasarkan pada adat dan budaya masyarakat setempat misalnya pesta nelayan yaitu suatu ritual sebagai bentuk syukur atas berlimpahnya hasil tangkapan ikan.
·       Ekonomi Edukatif, bisa berupa kunjungan ke tempat pelelangan ikan, melihat proses penarikan jaring dari laut oleh nelayan
·       Kuliner, sebagai suatu tempat yang khas, laut tentu saja menyajikan makanan yang bertemakan olahan hasil laut segar hal ini merupakan salah satu daya tarik wisata bahari
·       Ekowisata Bahari, menyajikan ekosistem alam khas laut berupa hutan mangrove, taman laut serta fauna baik fauna dilaut maupun sekitar pantai.
2.      Konservasi
konservasi ekosistem laut merupakan upaya untuk melindungi dan mengembangkan potensi ekosistem yang ada di laut dan factor-faktor yang mempengaruhinya sehingga tercipta kelestarian ekosistem.
Pantai merupakan ekosistem yang terletak antar garis air surut terendah dengan air pasang tertinggi. Ekosistem ini berkisar dari daerah rendah yang substratnya berbatu dan berkerikil (yang mengandung flora dan fauna dalam jumlah terbatas) hingga daerah berpasir aktif (dimana populasi bakteri, protozoa, dan metozoa ditemukan) serta daerah yang bersubstrat liat dan lumpur (dimana ditemukan sejumlah besar komunitas binatang yang jarang muncul ke permukaan).
Banyak diantara pantai-pantai di Indonesia yang mengalami abrasi, mulai dari yang tingkat abrasinya rendah, sedang, sampai yang tingkat abrasinya parah/tinggi. Dalam upaya mengatasi abrasi ini sudah saatnya bagi kita untuk memikirkan cara-cara dan melakukan tindakan yang berwawasan konservasi, tidak lagi hanya dengan melakukan upaya yang sifatnya sementara saja. Pencegahan ataupun penanggulangan abrasi dengan berwawasan konservasi ini tentunya akan memberikan berbagai keuntungan bagi lingkungan (alam) yang akan membawa banyak imbas positif dalam kehidupan manusia. Salah satu cara mencegah ataupun mengatasi abrasi yaitu dengan cara penanaman bakau. Sebenarnya telah banyak orang yang mengetahui fungsi dan kegunaan hutan bakau bagi lingkungan. Namun dalam prakteknya di lapangan, masih banyak pula yang belum memanfaatkan hutan bakau sebagai sarana untuk mencegah atau mengatasi abrasi.
Yang sering terlihat, dalam usaha mengatasi abrasi di daerah pantai, pemerintah di beberapa daerah melakukan kebijakan pencegahan abrasi dengan membangun pemecah gelombang buatan di sekitar pantai dengan maksud untuk mengurangi abrasi yang terjadi tanpa dibarengi dengan usaha konservasi ekosistem pantai (seperti penanaman bakau dan/atau konservasi terumbu karang). Akibatnya dalam beberapa tahun kemudian abrasi kembali terjadi karena pemecah gelombang buatan tersebut tidak mampu terus-menerus menahan terjangan gelombang laut. Namun payahnya, seringkali pengalaman tersebut tidak dijadikan pelajaran dalam menetapkan kebijakan selanjutnya dalam upaya mencegah ataupun mengatasi abrasi. Yang sering terjadi di lapangan, ketika pemecah gelombang telah rusak, lagi-lagi pemerintah setempat membangun pemecah geombang buatan dan lagi-lagi tanpa dibarengi dengan penanaman bakau atau konservasi terumbu karang yang rusak. Hal tersebut seakan-akan menjadi suatu rutinitas yang bila difikir lebih jauh, tetunya hal tersebut akan berimbas terhadap dana yang harus dikeluarkan daerah setempat.
Seandainya, dalam mengatasi abrasi tersebut kebijakan yang diambil pemerintah yaitu dengan membangun pemecah gelombang buatan (pada awal usaha mengatasi abrasi atau jika kondisi abrasi benar-benar parah dan diperlukan tindakan super cepat) dengan dibarengi penanaman bakau di sekitar daerah yang terkena abrasi atau bahkan bila memungkinkan dibarengi pula dengan konservasi terumbu karang, tentunya pemerintah setempat tidak perlu secara berkala terus menerus membangun pemecah gelombang yang menghabiskan dana yang tidak sedikit. Hal ini dikarenakan dalam beberapa tahun sejak penanaman, tanaman-tanaman bakau tersebut sudah cukup untuk mengatasi atau mengurangi abrasi yang terjadi.
3.      Jalur Pelayaran/Transportasi Laut
Jalur pelayaran merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan Pantai Panjang menjadi terpadu. Karena dapat meningkatkan jumlah domestik lokal dan luar kota maupun wisatawan asing untuk berkunjung ke Pantai tersebut.
4.      Usaha perikanan dan Perikanan dan Industri Perikanan
Pengembangan budidaya laut dan pantai dilakukan  dengan menggunakan strategi  yang tidak hanya sekedar memecahkan keempat permasalahan yang telah dikemukakan diatas, tetapi juga mampu menimbulkan peluang dan insentif bagi pembangunan yang sedang dilakukan, terutama untuk mengatasi berbagai permasalahan nasional yang sedang dihadapi Bangsa Indonesia dewasa ini, seperti masalah devisa dan ketenagakerjaan.
Strategi yang dapat ditempuh untuk mencapai maksud diatas meliputi berbagai cara dan pendekatan, baik yang mencakup perubahan struktur budidaya laut dan pantai, pengelolaan pasar secara lebih baik, perbaikan kelembagaan dan pemanfaatan teknologi budidaya yang tepat guna sesuai dengan kebutuhan petani maupun yang terkait dengan strategi pemberdayaan potensi perikanan budidaya secara kesuluruhan dalam kerangka optimaslisasi pengembangan perikanan budidaya laut dan pantai.
5.      Penelitian dan Pengembangan
Dapat digunakan sebagai pusat penelitian dan referensi untuk para peneliti yang membutuhkan data seputar Pantai Panjang.
Terimakasih :)
Referensi



Kamis, 19 November 2015

DREAMS COME TRUE



100 mimpi-mimpiku telah kutuliskan di dinding kamrku. Semoga satu persatu mimpi ini menjadi kenyataan. Amin Allaohumma Amin. 


                         “without believing the dreams will never come true “